Sunday, October 12, 2008

THE ALCHEMIST, Paulo Coelho


[INFO BUKU]

Judul: The Alchemist
Pengarang: Paulo Coelho
Penerbit: Harper Torch
Hlm: 195

[RESENSI]
Apa sesunguhnya panggilan hidup kita? Apakah kita mempunyai impian, cita-cita yang kita pendam karena kompromi dengan kehidupan kita sehari-hari? Apakah panggilan itu memang ada untuk setiap orang, dan apakah kita mendengarkan bila panggilan itu datang? Disajikan dalam bentuk yang sederhana dan cukup memikat, Paul Coelho bercerita ttg pencarian jati diri dan panggilan dalam hidup. Bahkan nama tokoh utama jadi tidak penting, karena kalau saya tidak salah hitung hanya tersebut sekali pada awal cerita...
Kebetulan ada beberapa buku yg saya baca yg memiliki benang merah yg sama... The Secret (Rhonda Byrne), Laskar Pelangi (Andrea Hirata), Follow your heart (Andrew Matthews), dan yg sedang saya baca Bilangan Fu karya Ayu Utami...
Personal Dream, personal legend, cita-cita, panggilan hidup, apapun kita menyebutnya untuk sebagian orang mungkin hanya impian atau angan-angan yg tidak berniat diwujudkan... atau malah menyakitkan karena mengingatkan kita pada penghianatan terhadap kehidupan itu sendiri, atau kita belajar berkompromi seumur hidup?

Meskipun jalan itu sendiri tidak pernah terlihat mulus dan jelas, seluruh alam semesta berkonspirasi mewujudkan panggilan itu, asal kita memulainya dari dalam hati... (apa iya...?)
Yuk kita curhatin di klub baca buku........

[DISKUSI]
Tanggal kumpul: 16 Agustus 2008
Tempat: Library Chevron Duri
Kutu-kutu buku: Jane Kurnadi, Didi and the gank, Sulma and baby, Silvi, Nurul and baby

Dari diskusi dan curhat kemarin...
Pada dasarnya setiap orang pasti punya panggilan hidup yang unik, disadari ataupun tidak. Kadang yg menjadi "kekhawatiran" justru kalau kita "melupakan" panggilan tersebut, menjadi zombi hidup (pinjam istilah Silvi) yang menjalani rutinitas hidup dengan anak dan suami, tanpa benar-benar menyadari apa sih yang kita lakukan di sini.. Kadang pada titik tertentu zombi dalam diri kita terbangun dengan perasaan kosong dan panik...lho. .sudah sekian tahun lewat... apa yang telah terjadi dan saya lakukan selama ini ya?
Banyak dari kita yang juga tidak pernah menyangka bahwa apa yg pernah kita cita-citakan atau impikan selama masa muda (udah tua kali yaaa....) ternyata "berakhir" di sini... belum berakhir karena kita masih hidup dan menjalani dan mungkin punya cita-cita yang baru...waktu kuliah, atau sekolah mudah menetapkan patokan, untuk lulus misalnya...tapi setelah berumah tangga, punya anak...apa patokan kita berubah jadi patokan keberhasilan anak?
Bagi sebagian ibu yang pernah bekerja (sebelum menikah) mungkin ada rasa tidak enak, bahwa sekarang secara ekonomi bergantung pada suami....bukan cuma duitnya... rasa aktualisasi diri, penghargaan, pergaulan dan karir di dunia kerja memang menawarkan bentuk kepuasan yang lain... tapppiiii... . kalau dibanding dengan meninggalkan buah hati di rumah dengan maraknya berita ttg pelecehan anak-anak oleh orang yg dipercaya dan dititipi.... weewww... gak jadi deh...
Jadi adanya anak menghambat pencapaian impian kita (dan suami juga punya cita-cita lohh) berkompromi dengan kemapanan, biaya hidup & pendidikan anak? Tidak juga...tertunda mungkin... berubah atau berkembang juga mungkin.... Intinya kalau kita sadar apa yg kita inginkan, terus mencari, kita akan mendapatkan banyak hal di luar perkiraan kita... dan yang kita pikir hambatan sebenarnya juga bisa jadi batu loncatan...
Diskusi juga bergulir ke seputar pendidikan anak, mungkin terutama kepada anak perempuan..cita- cita setinggi langit atau setinggi atap dapur? ketrampilan hidup apa saja yg baik menjadi bekal baik anak laki maupun perempuan... . apa lagi ya...? DD, Sulma, Nurul, Silvi ada yg mau ditambahin.. ?
oh iya sekalian, kalo acara ultah MIICD itu bisa ada dongeng tuh salah satu acaranya.... :) atau workshop barang recycle...?

No comments: